“Kami minta kepada Walikota untuk tidak Kolusi dan Nepotisme terhadap jabatan Fenty Novita yang tidak layak dan harus segera dicopot. Pihak Kejaksaan Negeri Depok juga harus segera memanggil dan memeriksa Fenty Novita terkait kongkalikong proyek DIBALE II yang dibiayai pakai uang Rakyat sebanyak Rp. 182 Miliyar,” ujar Wawan, Koordinator Aksi.
Aksi yang dilakukan hanya oleh dua orang yang berdandan ala Kera Sakti dan Pocong ini cukup merepotkan puluhan aparat Polisi dan Satpol PP karena mereka bergerak terus mondar-mandir dilingkungan Balaikota sambil teriak, “Tangkap Fenty dan Usut Tuntas Kongkalikong Proyek Dibale II Rp. 182 Miliyar!”
Boges Marhaen, aktivis REPDEM Depok yang selama ini dikenal peduli terhadap hak-hak rakyat, juga berteriak lantang menggunakan Toa mendesak agar Walikota Depok segera mencopot Fenty Novita, karena sejak kepindahannya dari Lampung ke Depok justru dirinya tidak mencontohkan sebagai PSN yang baik tapi justru malah merusak Citra PNS Kota Depok. Dirinya dikenal oleh kalangan wartawan dan LSM sebagai “Ratu Fee 7 Persen.”
LSM Kera Sakti juga meminta agar proyek pembangunan Dibale II segera dihentikan sebelum uang rakyat yang dibayar dari hasil keringat rakyat terbuang sia-sia karena segala sesuatu yang dimulai dengan niat busuk kongkalikong pasti hasilnya akan membahayakan bagi rakyat. “Jika proyek itu tetap dilanjutkan, maka kami sebagai rakyat yang tidak ihklas akan menggelar do’a bersama semoga Proyek Itu Rubuh dan hancur. Sebab proyek itu adalah simbol tirani, dan dimana pun berada Tirani Pasti Tumbang” ujar Boges sambil mengepalkan tangan kiri ke atas.
Sementara tidak satu pun pejabat terkait baik Walikota, Sekda atau Kepala Dinas Tarkim maupun Fenty Novita yang bersedia menemui para pendemo. Bahkan akhir-akhir ini Fenti Novita jarang berada di Kantor dan terkesan bersembunyi.(Roh)