Mekarsari, Depok Interaktif – Depok kini tidak lagi menjadi Kota sampah, melainkan di kenal dunia Internasional sebagai Kota Memilah. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) saat paparan materi Forum OPD DLHK di Wisma Hijau, Mekarsari, Depok, Senin (20/2/2017)
Gerakan Ayo Memilah Sampah yang menjadi primadona Pemkot Depok, menurut Kepala DLHK Kota Depok, Etty Suryahati, dilirik sejumlah Negara luar, pasalnya dengan terpilahnya sampah, baik d UPS dan TPA, menjadi kemudahan mendapatkan bahan baku untuk membuat kompos. Sebab luar negeri merasa kompos tersebut memiliki nilai jual cukup tinggi. “Kepada Deputy Kementerian LH kita sampaikan tidak lagi menjadi pengimport sampah bagi Jakarta. Depok Kota Memilah telah menjadi isu Internasional”, ujarnya.
Adanya Bank Sampah, tambah Etty, menjadi peran penting dalam pengurangan sampah ke TPA, sehingga keberadaannya yang baru sebanyak 483 perlu ditambah di tingkat RW guna menciptakan waste energi.
Guna mewujudkan Depok menuju Zero Waste City tahun 2020, DLHK telah menambah 5 armada angkutan sampah ditambah dengan bantuan dari DKI Jakarta sebanyak 10 unit mobil angkut sampah, sehingga totalnya sebanyak 80 armada. Dari total 123 milyar anggaran, 60 persen digunakan untuk alokasi bidang kebersihan.
“Mari memilah sampah, bentuk kader-kader lingkungan sebagai sosialisator, untuk mewujudkan Depok bebas sampah 2020, kata kuncinya adalah memilah”, pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Komunitas Hijau mengusulkan, pada 2018 nanti kegiatan DLHK juga harus terfokus pada dampak pembangunan jalan tol yakni polusi. Pasalnya ke depan Depok akan di kepung oleh jalan tol jadi bisa dibayangkan dampak polutannya seberapa besar. Dia juga meminta agar jangan selalu mengandalkan dana APBD, misalnya untuk taman bisa saja meminta fasos fasum milik Pemerintah Pusat. Yang harus diperhatikan juga adalah pembangunan gedung berbasis lingkungan hidup. (rki)