Bakti Jaya, Depok Interaktif – Bicara tentang kemacetan, pastinya akan bersinggungan dengan infrastruktur jalan, pertumbuhan penduduk, kendaraan, hunian dan kawasan, sehingga perlu penanganan komprehensif (Luas dan Lengkap-red). Hal itu diutarakan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Depok usai menghadiri Forum OPD Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, di Graha Insan Ciita, Sukmajaya, Depok, Selasa (21/2/2017).
Kemacetan jalan di Kota Depok,terutama Jalan Margonda dan Sawangan, menurut Kadishub Kota Depok, RD.Gandara Budiana lantaran kurangnya ruas jalan, sementara pertumbuhan kendaraan kian meninggi dan berkembangnya kawasan perkantoran dan perumahan. Dia mengusulkan kepada DPUPR agar nembuat jalan tembus atau alternatif Juanda – Cinere sehingga kendaraan tidak terlalu menumpuk melintas di Jalan Margonda Raya.
“Selama ini kendaraan terfokus melintasi jalan Margonda Raya sehingga terjadi penumpukan kendaraan, yang harus dilakukan adalah membuat jalan tembus alternatif ke Cinere, bila ada yang mau ke sawangan langsung bisa lewat tanah baru juga atau lewat gerogol”, ujarnya.
Pelebaran Jalan Raya Sawangan, tambah Gandara, haruslah jadi prioritas karena akses jakan tersebut membelah wilayah Barat dan Timur. Jalan lainnya yang perlu penanganan DPUPR selain Tole Iskandar yakni Pitara, Tapos dan Jalan Raya Bogor.Dia meminta bila pelebaran tidak bisa direalisasikan tahun ini lantaran anggarannya kurang, minimal persimpangan jalan Sawangan Mampang harus dilaksanakan.
Gandara mengakui tidak bisa membatasi kendaraan, pasalnya pembatasan itu kendalinya dipusat, namun untuk pengendalian bisa dilaksanakan yakni dengan pengendalian kawasan tertentu, misalnya jalan Sawangan pada jam-jam tertentu tidak boleh dilalui kendaraan besar. “Rambu-rambunya untuk pengendalian itu sudah ada tapi penegakannya yang tidak maksimal”, kilahnya.
Kemacetan ini, tegasnya, perlu penanganan yang komprehensif dan harus mulai dilakukan, bila hanya mengandalkan managemen transportasi dan petugas lapangan tidak akan menyelesaikan masalah, Karena pertumbuhan tidak bisa Dia kendalikan.
“Pertumbuhan penduduk, kawasan, permukiman dan kendaraan tidak bisa saya kendalikan, dengan berkembangnya pertumbuhan tersebut makin bertambah Kr 2 dan 4, maka perlu penanganan yang komprehensif”, pungkasnya. (rki)