Cipayung, Depok Interaktif – Belum berfungsinya TPA Nambo, membuat TPA Cipayung Kota Depok harus kembali menerapkan sistem Kontrol Landfill dalam pengelolaan dan pemusnahan sampah.Meskipun sedikitnya ada 3 teknologi pemusnahan sampah, itu belum bisa diterapkan di lokasi pembuangan akhir tersebut, lantaran harganya tinggi dan dampak beroperasinya alat tersebut perlu kajian dari pusat.Alhasil, TPA pun mencari teknologi alternatif yang ramah lingkungan dan mudah diterima masyarakat.
Kepala UPT TPA Cipayung, Kota Depok, Iyay Gumilar, diruang kerjanya, Kamis (23/2/2017) mengatakan, Di indonesia belum ada yang menggunakan ketiga teknologi itu, yakni Insenerator (Pembakaran), Pirolisis (Pemanasan) dan Gasifikasi (Gas). Maka perlu pemikiran ulang dan kajian untuk menggunakan salah satu sistem tersebut.”Di Indonesia belum ada, setahu saya baru Singapore yang menggunakan alat Incenerator untuk memusnahkan sampah”, imbuhnya.
Jika terus menggunakan kontrol landfill, tambahnya, Depok perlu memperluas lahan TPA, sementara rencana perluasan tersebut malah menjadi kontroversif di tengah masyarakat.” Ada satu teknologi lagi yang bisa digunakan yaitu Refuse Derived Fuel (RDF), ini bisa menghasilkan bahan bakar semen pengganti batu bara, namun ini kurang efektif”, tandas Iyay.
Dia berpendapat, sebenarnya semua alat tersebut cocok digunakan, hanya saja dampaknya terhadap masyarakat masih diperdebatkan. “Saat ini, kita mencari teknologi alternatif pemusnahan sampah yang ramah lingkungan, guna mengganti teknologi yang ada tersebut, sebab teknologi yang ada sekarang ini belum digunakan di Indonesia”, tuturnya.
Cara lain pengelolaan sampah, menurut Iyay, bisa nelalui lelang investasi. Pemerintah sediakan sampah, swasta yang mengolah. ” Tapi dari semua itu, yang paling efektif, murah, diterima masyarakat dan ramah lingkungan adakah memilah sampah”, tutupnya. (rki)