“Alhamdulillah banyak yang menyambut baik pelaksanaan UNBK ini, siswa juga mengaku lebih mudah karena tidak perlu mengisi lembar jawaban ujian,” ucap Idris.
Keterbatasan komputer pada sekolah dengan jumlah siswa yang banyak sehingga pelaksanaan UNBK berlangsung hingga tiga sesi juga mendapat perhatian Walikota Depok, dan berjanji akan mengupayakan penambahan perangkat, agar tahun depan paling tidak hanya dua sesi.
“Untuk tahun ini memang masih belum memadai, baik sarana dan prasarana. Namun, tahun depan penambahan komputer maupun penunjang lainnya akan dilakukan agar siswa dapat tenang saat ujian nasional berlangsung,” ujarnya.
Kepala SMP Negeri 3 Depok, Komar Suparman mengakui masih terbatasnya sarana komputer disekolahnya, pasalnya kata Komar tahun ini jumlah peserta UNBK di SMPN 3 sebanyak 567 siswa.
“419 siswa Reguler, dan Terbuka sebanyak 148 siswa. Tahun ini kita juga mendapat tumpangan dari SMPN 22, sebanyak 62 siswa peserta UNBK. Sementara fasilitas komputer yang dimiliki sekolah hanya 230 unit. Karena itu untuk mensiasatinya kita gunakan tiga sesi dengan tiga ruangan,” tutur Komar.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan kota Depok, M. Thamrin mengakui terbatasnya fasilitas komputer yang dimiliki disetiap sekolah. Meski demikian, ditengah keterbatasan anggaran sekolah untuk pengadaan komputer, Kadisdik memuji partisipasi orang tua siswa yang mau meminjamkan komputer atau laptopnya ke pihak sekolah.
Thamrin juga meminta kepada pihak sekolah untuk menghimbau seluruh peserta UNBK untuk tidak melakukan aksi corat-coret dan bergerombol usai UNBK atau saat pengumuman kelulusan yang bisa menimbulkan aksi tawuran antar sekolah atau pelajar. (Ndo)